Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa
menuduh Israel melakukan pembersihan bangsa di Gaza, dengan menyatakan
serangan udara negara Yahudi itu tidak dapat dianggap membela diri.
"Israel melakukan pembersihan bangsa dengan mengabaikan perdamaian di
kawasan ini dan melanggar hukum antarbangsa," kata Erdogan, "Ia
berusaha menduduki wilayah Palestina selangkah demi selangkah."
Perdana menteri itu menyatakan serangan udara Israel terhadap Gaza
tidak bisa dianggap pertahanan diri dan menuduh negara Barat membantu
yang disebut negara teroris dengan memaklumi kekerasannya di Timur
Tengah.
"Cepat atau lambat, Israel akan menjawab untuk darah tak berdosa, yang ditumpahkannya," katanya.
Pada Senin, Erdogan menyatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa menutup
mata pada serangan Israel terhadap rakyat Palestina dan menuduh badan
dunia tersebut berstandar ganda terhadap Muslim.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada
Selasa menyatakan gerakan darat Israel di Gaza akan mengakibatkan
pergolakan berbahaya, yang harus dihindari.
Dalam jumpa pers di Kairo sesudah pembicaraan dengan ketua Liga Arab
Nabil Elaraby itu, ia juga menyerukan gencatan senjata segera di wilayah
kantong Palestina tersebut.
Pada Selasa petang, sekretaris jenderal badan dunia itu dijadwalkan
menuju Israel untuk berbicara dengan Perdana Menteri Isarel Benjamin
Netanyahu.
Gempuran darat atas Jalur Gaza akan menghilangkan kepercayaan dan
dukungan negara lain terhadap Israel, kata Menteri Luar Negeri Inggris
William Hague memperingatkan pada Minggu.
Hague kepada televisi Sky News menyatakan, jauh lebih sulit membatasi
korban di kalangan rakyat dalam serangan darat dan itu mengancam
memperpanjang kemelut.
Pernyataan itu muncul sesudah Perdana Menteri Israel Benjamin
Netanyahu mengatakan angkatan bersenjata siap "memperluas secara
berarti" gerakan terhadap pejuang di Jalur Gaza, yang dikelola Hamas,
saat kekerasan memasuki hari kelima.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada Minggu menyatakan
gencatan senjata antara Israel dengan pejuang Gaza adalah kebutuhan
mendesak dan Perancis bersedia membantu menengahi gencatan senjata.
"Perang bukan pilihan. Itu tidak pernah menjadi pilihan," katanya
kepada wartawan di Tel Aviv, "Ada dua kata kunci: kemendesakan dan
gencatan senjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar