November 02, 2012

Tangan Dingin Di Balik Windows 8

Pada awal 2006, Microsoft mengalami gejolak akibat peluncuran sistem operasi Windows Vista terlambat. Eksekutif veteran, Steven Jay Sinofsky, lantas ditunjuk untuk memimpin divisi Windows, misalnya membereskan kekacauan.

Ia bergerak cepat dengan menambah beberapa fitur pada Vista dan merilis tepat waktu sebelum musim liburan tiba. Tiga tahun kemudian, pria yang kini berusia 57 tahun dan bergabung dengan Microsoft sejak 1989 itu menghadirkan Windows 7. Respons pasar positif dan citra Microsoft pun kembali terangkat. 

Sukses tersebut mengantar Sinofsky dipercaya untuk memegang komando proyek Windows 8. Inilah sistem operasi yang diharapkan menjadi terobosan bagi Microsoft untuk memasuki era perangkat bergerak dan layar sentuh. 


 Dengan diluncurkannya Windows 8 pada pekan lalu, spekulasi bahwa Sinofsky bakal menjadi calon kuat pengganti Steve Ballmer kian kuat. Apalagi, ia dikenal sangat tegas dan memiliki reputasi ketat soal waktu peluncuran.

Ketegasannya menjadi nilai plus bagi perusahaan yang didirikan Bill Gates. Terlebih dalam tiga tahun terakhir Microsoft semakin tertinggal dibanding kompetitor seperti Apple dan Google.
Meski dikenal sangat tertutup, Sinofsky ternyata gemar menulis. Salah satu tulisan di blog-nya, One Strategy: Organization, Planning, and Decision Making, telah dibukukan. Di buku ini, dia menyebutkan bahwa setiap divisi seharusnya bekerja secara terstruktur sesuai dengan spesifikasi masing-masing untuk mencapai tujuan bersama.

Sistem tersebut membuat sebagian eksekutif Microsoft tak nyaman. Bila biasanya mereka memiliki otonomi besar pada divisi masing-masing, kini kontrol terpusat. Pola ala Sinofsky ini dijuluki »perencanaan Soviet-sentris”. "Sekarang apa yang kami kerjakan hanya didasari perintahnya," kata salah satu eksekutif Microsoft yang enggan disebut namanya. Kontrol ketat ala Sinofsky ini menimbulkan kekhawatiran bahwa produk-produk Microsoft ke depan bakal kehilangan sentuhan inovasi, meski diluncurkan tepat waktu. 

Sinofsky sendiri bukannya tidak tahu soal kasak-kusuk ini. Dia menyadari gaya kepemimpinannya cukup kontroversial. Namun dia menganggap hal ini dibutuhkan. »Kita menyesuaikan cara kerja untuk mencapai target yang telah ditetapkan.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar